HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Kasus baru pasien terkonfirmasi positif COVID-19 menurun drastis, hari ini. Tercatat hanya 344 kasus. Dua hari sebelumnya berada di angka lebih dari 500 dan 600 kasus. Buntut dari Kebijakan ‘Kaltim Senyap’ pada Sabtu-Minggu?
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak mengakui, penurunan kasus ini belum bisa jadi ukuran efektivitas instruksi Gubernur Kaltim Isran Noor tentang pembatasan aktivitas akhir pekan.
Saat ini, kata dia, kondisi Kaltim masih sangat dinamis. Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi terkait penyebaran COVID-19 di Kaltim. “Kondisinya masih sangat dinamis dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kasus terkonfirmasi harian. Kaltim Steril merupakan salah satu upaya yang diambil pemerintah untuk menekan kasus penyebaran COVID-19. Tentunya harus diikuti dengan upaya lain oleh masyarakat, yaitu disiplin menerapkan 5M,” ujarnya saat dihubungi headlinekaltim.co Senin malam.
Gubernur Isran Noor terus mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dan terus waspada, serta terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Dirinya pun meminta masyarakat agar dapat mengerti dan memahami kebijakan tersebut.
Disinggung soal efektivitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilai belum maksimal, lantaran masih adanya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru, Gubernur Kaltim meminta untuk tidak menyalahkan kebijakan pemerintah.
Menurutnya, penilaian efektivitas PPKM akhir pekan baru bisa dilakukan setelah satu bulan berikutnya. “Jangan salahkan PPKM, itu sudah jalan. Tidak bisa menilai efektivitas itu. Nanti seminggu kemudian atau dua minggu kemudian, nanti setelah satu bulan baru dievaluasi. Baru kita ketahui efektif dan efeknya, karena berpengaruh dan berdampak pada penularan itu, berlaku seminggu dan tiga minggu berikutnya,” kata mantan Bupati Kutim ini.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub mengaku, dirinya sempat uring-uringan terkait dengan penegakan protokol kesehatan. Pasalnya, ia menilai penegakan protokol kesehatan saat ini kurang substantif.
“Contohnya di tempat umum, ada tempat cuci tangan, ada hand sanitezer, ada banyak yang memanfaatkan itu tapi tidak terukur dan COVID-19 tetap ada. Mending yang sama sekali tidak percaya COVID. Artinya, kebijakan apapun itu tapi kalau tidak sesuai dengan substansi, tidak akan ada pengaruh. Masalahnya penegakan protokol kesehatan tidak jalan,” katanya.
Data harian terbaru erkembangan COVID-19 di Kaltim yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim per Senin 8 Februari 2021, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru 344 kasus, kasus sembuh meningkat sebanyak 435 kasus, pasien di rawat bertambah 101 kasus dan 10 kasus kematian.
Penulis : Ningsih
Editor: MH Amal