HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Masih terlihat antrean kendaraan yang ingin mengisi BBM bersubsidi di beberapa titik SPBU di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya di Kota Raja Tenggarong mendapat sorotan oleh dua Legislator Kukar.
Politisi Golkar sekaligus Ketua DPRD Kukar, Abdul Rasid menyebut, antrean bukan hanya mengganggu lalu lintas saja, tapi akan memberikan dampak negatif pada perekonomian masyarakat.
“Saya harap, Pemkab Kukar agar melakukan peninjauan lapangan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Pertamina, untuk mencari tahu penyebab kelangkaan BBM bersubsidi,” sebut Rasid.
Dengan terganggunya suplai BBM, otomatis berdampak langsung terhadap mobilitas barang dan jasa. Selain itu juga berdampak pada kenaikan pasokan sembako. Khususnya, wilayah hulu Kukar yang letaknya sangat jauh dari Tenggarong.
“Kalau haraga Sembako sudah naik, itu sulit lagi untuk turun,” ucap Rasid.
Kelangkaan BBM bersubsidi juga terjadi di Muara Muntai, hal ini disampaikan anggota DPRD Kukar, Sopan Sopian, sudah alami kelangkaan harganya juga lumayan tinggi. Jika pemerintah benar, akan meniadakan Pertalite dan diganti dengan Pertamax, maka harganya semakin mahal di wilayah hulu Mahakam.
“Harga Pertalite tembus Rp 15 Ribu per liternya di Muara Muntai,” ungkapnya.(ADV60/Andri)