HEADLINE KALTIM, TENGGARONG -POTENSI alam yang melimpah adalah anugrah Tuhan. Alam menyediakan berbagai sumber daya untuk diolah demi kepentingan manusia. Manusia tinggal memanfaatkan. Namun, tanpa kreativitas dan daya pikir yang inovatif, potensi alam tak sepenuhnya bisa dieksplorasi.
Soal ini, kiprah ibu-ibu PKK Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, patut diacungi jempol. Dengan memanfaatkan bahan alam di sekitar desa, mereka mampu menciptakan produk-produk kecantikan herbal. Bahkan, kini sudah tahap penjenamaan alias penguatan branding produk.
Produk yang sudah dihasilkan berupa kolagen, sabun kecantikan herbal, baking kosmetika, toner dan produk kecantikan lainnya.
Menurut Herlenawati, Ketua PKK Desa Muara Muntai Ilir, selain berbahan alami, nama produk pun berakar dengan konsep lokal. Namanya Grece’. “Grece’ itu Bahasa Kutai yang artinya cantik,” katanya.
Selain kolagen, kata dia, yang saat ini sedang berjalan adalah pembuatan sabun herbal. Selanjutnya, sejumlah produk berbahan alami juga sedang disiapkan. Semisal dari tumbuhan dan dedaunan yang selama ini sudah jamak digunakan warga desa tersebut untuk menghilangkan flek di wajah.
Luar biasanya, khusus produk kolagen, PKK Desa Muara Muntai Ilir ini sudah menggandeng pabrik kosmetik di Jakarta. “Mudah-mudahan MoU ini berjalan lancar,” ujarnya, saat ditemui headlinekaltim.co.
Herlena mengungkapkan, persoalan penting ke depannya adalah pemasaran produk. Sebab, selain bertujuan menembus pasar nasional, konsep pemasaran yang efektif juga memiliki efek domino. Salah satunya, bagaimana Desa Muara Muntai Ilir bisa dikenal luas dan mendunia.
Ya, desa ini terbilang cukup jauh dari ibu kota kabupaten, Tenggarong. Terletak di tepi Sungai Mahakam yang membelah alam Kalimantan Timur, Muara Muntai Ilir lebih dikenal dengan jembatannya yang cukup ikonik, Jembatan Ulin. “Kita juga ingin desa ini dikenal lewat produk Grece’,” ujarnya, antusias.
Untuk itu, pihak desa dan PKK mulai memantapkan ketrampilan di bidang pemasaran digital. Sebelumnya, pada Januari 2020 lalu, sudah digelar pelatihan digital marketing dengan menggandeng Lembaga Patriot Desa.
Pada akhir pekan kemarin, Sabtu 27 Juni-Minggu 28 Juni 2020, kembali digelar pelatihan digital marketing dan content creator. Pesertanya dari anggota PKK hingga para pemuda dan pemudi desa. Ada dua ahli digital marketing dari Lembaga Patriot Desa yang mendampingi selama sesi teori dan praktik pemasaran memanfaatkan internet. Yakni Aby dan Allwindo.
Desa Digital
Sejak awal, Herlenawati berniat menggerakkan potensi desanya. Terutama bagi kaum perempuan, agar produktif dan bisa membantu ekonomi keluarga. Melihat melimpahnya bahan alam, ia berupaya menghimpun anggota PKK memproduksi produk kecantikan hingga lahirlah Grece’.
Menurut dia, dengan pemasaran digital, produk Grece’ bakal mudah dikenal luas dan menembus pasar. Dia mengaku bersyukur mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Lembaga Patriot Desa. Dengan begiitu, tidak perlu lagi repot memikirkan cara memasarkan produk.
“Kalau dulu, perempuan dari Desa Muara Muntai Ilir harus jauh-jauh membeli produk kecantikan. Harapannya ke depan, produk kecantikan dari desa ini lah yang menjangkau wilayah yang paling jauh,” katanya, sembari tersenyum.
Selama dua hari, akhir pekan lalu, dua pemateri dari Patriot Desa menggodok para pemuda dan pemudi desa dengan materi content creator. Mereka bersenjatakan laptop sembari menyimak penjelasan hingga mempraktikan langsung materi yang diajarkan.
“Pelatihan content creator ini memang bertujuan agar orang-orang desa sendirilah yang ‘menjual’ potensi desanya ke dunia global. Mereka bisa memproduksi sendiri konten tentang pariwisata, produk unggulan desa, semuanya, sesuai dengan kreativitas dan kemampuan digital yang mereka punya,” tukas Aby, salah satu pemateri.
Kini, dunia bergerak dengan ritme serba digital. Tak ada lagi batas dunia. Apa yang diramalkan Marshall McLuhan di abad 19 tentang ’the Global Village, terwujud. Desa Muara Muntai Ilir sedang mencanangkan diri sebagai Desa Digital.
Desa Digital tidak lagi menempatkan warganya sebagai penonton di tengah riuhnya dunia maya dan cerewetnya pengguna media sosial. Seperti yang diharapkan Martina, SKM, salah satu peserta pelatihan. “Kami berharap setelah pelatihan ini, Ibu-Ibu PKK Desa Muara Muntai Ilir tidak lagi sekadar menjadi penonton dan penikmat. Kami bisa menciptakan produk dan menjualnya sendiri dan meningkatkan perekonomian desa,” pungkasnya.
(Tim redaksi headlinekaltim.co)