HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Timur di bulan Agustus 2020 mengalami deflasi 0,17 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya alami inflasi 0,07 persen.
“Berdasarkan kelompok pengeluarannya, deflasi tersebut bersumber dari makanan, minuman dan tembakau yang tercatat deflasi 0,99 persen (mtm),” jelas Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kaltim, Tutuk S.H Cahyono, Selasa 1 September 2020 lalu.
Tutuk mengatakan kelompok transportasi juga mengalami deflasi yang cukup dalam 0,45 persen (mtm). Sehingga secara tahunan inflasi IHK Agustus 2020 tercatat 0,62 persen (yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 0,75 persen (ytd).
“Deflasi Kaltim Agustus 2020 terjadi di tengah daya beli masyarakat belum pulih dan panen raya beberapa komoditas utama,” kata Tutuk.
Survei Konsumen Bank Indonesia mencatatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kaltim Agustus 2020 sebesar 90,25 masih di bawah threshold optimis pada level 100.
Berdasarkan komoditasnya, tomat, bayam, ikan gabus dan bawang merah menjadi penyebab utama deflasi Kaltim.
“Khusus untuk bawang merah, bulan Agustus merupakan puncak panen raya bawang merah tahun ini di daerah produsen. Sehingga mendorong harga turun dari rata-rata harga Rp 39.650 per kilo menjadi Rp 32.300 per kilogram,” jelas Tutuk.
Selain keempat komoditas pangan tersebut, tarif angkutan udara juga alami penurunan harga. Hal ini turut dipengaruhi penyebaran COVID-19 di Kaltim. Sehingga permintaan penggunaan angkutan udara juga alami penurunan.
“Namun demikian, deflasi Kaltim lebih dalam tertahan kenaikan harga emas perhiasan, ikan layang, daging ayam ras, ikan tongkol dan cabai merah,” ujar Tutuk.
Harga emas perhiasan ini mengikuti harga emas di pasar global yang masih meningkat akibat ketidakpastian kondisi ekonomi di banyak di negara.
Penulis: Amin
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim